Dikecualikan dalam mazhab Hambali
kesunahan salat (Tahiyatul Masjid)
bagi orang yang masuk masjid
dan hendak duduk di dalamnya, dikecualikan dua orang:
[PERTAMA]
Khatib ketika masuk masjid untuk berkhutbah,
ia bisa langsung menuju mimbar.
Jika ia telah mengucapkan salam (untuk khutbah), ia langsung duduk.
Ketika ia selesai dari khutbah pertama dalam Khutbah Jumat dan lainnya, ia juga langsung duduk,
tanpa perlu Salat Tahiyatul Masjid terlebih dahulu sebelum duduk.
[KEDUA]
Orang yang masuk masjid untuk mendirikan Salat Id di dalam masjid,
ia tidak disunahkan untuk melakukan Salat Tahiyatul Masjid dua rakaat.
====
وَاسْتُثْنِيَ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ
مِنِ اسْتِحْبَابِ صَلَاتِهِمَا
لِمَنْ دَخَلَ الْمَسْجِدَ
وَأَرَادَ الْجُلُوسَ فِيهِ اثْنَانِ
أَحَدُهُمَا الْخَطِيبُ إِذَا دَخَلَ لِلْخُطْبَةِ
فَإِنَّهُ يَقْصِدُ إِلَى الْمِنْبَرِ
ثُمَّ إِذَا سَلَّمَ جَلَسَ
وَإِذَا فَرَغَ مِنْ خُطْبَتِهِ الْأُولَى فِي جُمُعَةٍ وَغَيْرِهَا جَلَسَ أَيْضًا
وَلَم يُصَلِّ تَحِيَّةً قَبْلَ جُلُوسِهِ
وَالْآخَرُ مَنْ دَخَلَ لِصَلَاةِ عِيدٍ فِي الْمَسْجِدِ
فَإِنَّهُ لَا يُسْتَحَبُّ لَهُ تَحِيَّتُهُ بِالرَّكْعَتَيْنِ